Udah cukup lama saya gak menginjakkan kaki lagi ke bioskop. Selain karna
jaraknya yang cukup jauh, ditambah tiketnya yang makin menjadi-jadi mahalnya.
Hari ini saya ama 2 teman saya berniat untuk menonton film yang iklannya
udah beberapa kali muncul di TV, “Soekarno” judulnya.
Dari judulnya sudah ketahuan apa dan bagaimana isi filmnya. Menurut saya
ini adalah film yang memang harus ditonton untuk mengisi waktu luang anda-anda.
Dikisahkan riwayat hidup seorang Presiden pertama RI, Ir. Soekarno, yang
diperankan oleh Ario Bayu, menjalani masa kecilnya dengan mengidap penyakit
kambuhan yaitu malaria. Dikarenakan penyakitnya yang tak kunjung sembuh,
Soekarno yang awalnya bernama Kusno melakukan ritual adat jawa untuk mengubah
namanya yang diyakini sebagai penyembuh sakitnya yang selama ini diderita.
Masa muda Soekarno cukup menarik, disini sangat ditonjolkan sifat yang
“agak negatif” yaitu seorang perayu wanita yang sangat handal. Sampai-sampai
masalah asmara seorang Soekarno hampir mengisi 50 persen dari inti cerita. Saat
remaja, Soekarno sudah memiliki seorang kekasih, yaitu gadis Belanda bernama
Mien. Sayang sungguh sayang, perbedaan kasta menjadi jarak yang amat luas
diantara mereka, ayah sang gadis Belanda menolak mentah-mentah lamaran Soekarno
yang sudah datang bersusah payah kerumahnya.
Cerita dilanjutkan dengan kegiatan Soekarno dalam dunia politik. Cukup
pelik sepak terjang Soekarno, jalannya tidak begitu mulus sampai beberapa kali
mengalami penangkapan sampai berujung dikurung di jeruji besi selama beberapa
tahun. Tapi dipenjara tidak akan membuat Soekarno patah arang, setelah 2 tahun
keluar, dia melanjutkan cita-cita dan ambisinya untuk memerdekakan Indonesia
yang dihitung sudah cukup lama menjadi korban penjajahan Belanda. Fitnah,
dukungan, penolakan, menjadi bumbu yang menarik dalam perjalanan Soekarno.
Tetapi, karena kharisma nya yang sangat tinggi dan dia memang orang yang loveable sangat menjadi penunjang dalam
karir berpolitiknya
-Disini kita melihat tangan dingin Hanung Bramantyo kembali menghasilkan
sebuah “Masterpiece” yang sangat
sayang untuk anda lewatkan. Kepintarannya dalam memoles akting dan make-up para aktor/aktris nya menjadi
hal yang sangat mencolok dalam pembuatan film ini. Ario Bayu yang sangat sukses
(menurut saya) dalam membangun karakter Soekarno yang kharismatik, cerdas,
berwibawa, tegas, dan penggoda wanita sangat berhasil dia bawakan.
Terlebih, film ini banyak didukung aktor-aktor handal seperti Lukman Sardi, Agus Kuncoro, Ferry Salim, sampai Hengky Soelaiman yang ikut mampir walau hanya sebagai
tempelan. Maudy Koesnaedi juga berperan sangat baik membawakan peran sebagai
“Inggit”, yaitu istri kedua Soekarno yang sangat sayang terhadap suaminya dan
cepat membangun chemistry dengan
lawan main.
Sayang, kehadiran lelucon dibagian akhir membuat saya agak sedikit risih
dan memang menjadi moodbreaker di
tengah-tengah keseriusan alur cerita. Lelucon yang sepertinya tidak perlu
ditampilkan, malah diporsir habis di bagian akhir. Entah bagaimana Hanung
memikirkan ide seperti ini. Ya, mungkin sebagian orang masih banyak juga yang
setuju dengan kehadiran sentilan usil dari “Aa Jimmy” yang memang di setiap
gerak-geriknya selalu menghasilkan tawa untuk menjadi pelepas ketegangan di
cerita ini. Tapi di setiap lelucon yang dilemparkan, saya berusaha menahan tawa
dan tetap fokus untuk serius memahami jalan ceritanya.
Nilai 4,5/5
Halo lam kenal bro Akbar, post yang bagus dan menarik, walau belum nonton filmnya.Silah mampir ya ke blog saya ( new-bie), http://you-know-it.weebly.com .thanks
BalasHapus