Kamis, 23 Januari 2014

CIN(T)A (2009)



Film yang mengangkat tentang perbedaan agama sering menjadi hal yang kontroversi, contohnya saja film "?" (Tanda Tanya) buatan Hanung Bramantyo yang dirilis tahun 2011.Muncul kritik-kritik pedas dari penikmat film tanah air, khususnya lewat dunia maya. Dari beberapa yang pernah saya baca, kebanyakan dari mereka yang marah menyarankan untuk tidak menonton film "?" ini. Saya sendiri sudah menontonnya langsung lewat bioskop. Dari persfektif saya biasa saja sih, apa memang kebanyakan orang suka mudah tersinggung?.


CIN(T)A bercerita tentang seorang keturunan Tionghoa yang bernama Cina (Sunny Soon), seorang pelajar yang pintar, tetapi miskin, bertemu dengan seorang artis pribumi bernama Annisa (Saira Jihan) wanita yang agak bodoh, tetapi kaya. Mereka bertemu di sebuah sekolah, ketika itu Annisa yang sedang duduk di kantin tiba-tiba didatangi oleh Cina yang sok akrab sembari nyrocos "Ka, boleh minta tanda tangan gak?". Setelah itu pertemuan mereka yang sepertinya memang kebetulan, menjadi awal kisah cinta mereka. Setelah itu apakah berjalan seperti serial FTV? Happy ending? Film ini membantah itu semua.

Hubungan Annisa dan Cina cukup terbilang unik, karena Annisa 6 tahun lebih tua daripada Cina. Mereka semakin dekat ketika Annisa yang bermasalah dengan tugas akhirnya di kampus, meminta bantuan kepada Cina untuk menyelesaikan tugasnya. Di sela-sela mengerjakan tugas tersebut, tersisip banyak perdebatan-perdebatan antara Annisa dan Cina. Seru untuk diikuti karena dialog yang disampaikan dalam film ini terasa berbobot sekali. Perdebatan mereka melampaui tingkat tinggi, yaitu berdebat mengenai agama, mengenai Tuhan, dan keyakinan.

Film ini dibuat dengan cara yang berbeda, dibuat seindah mungkin dengan sisipan-sisipan slow motion dan backsound yang begitu enak dilihat dan didengar. Dialog-dialog yang menarik, membuat senyum kecil ketika mendengarkannya. Dalam film ini disisipkan juga beberapa video pendek tentang pasangan berbeda agama yang sudah menikah membicarakan tentang kehidupan mereka

Sebenarnya terlalu banyak plothole dari sudut pandang saya. Saya masih bingung di titik mana Annisa dan Cina tiba-tiba saling jatuh cinta. Kenapa hubungan mereka terlalu abu-abu. Seperti pacaran, tetapi tidak. Perdebatan agama yang disampaikan terasa hambar, Annisa yang rajin Sholat dan hapal beberapa ayat Al-Qur'an terasa hancur image muslimahnya ketika adegan ciuman. Chemistry yang dibangun juga tidak begitu kuat, hal ini yang membuat hubungan mereka malah terlihat seperti 2 orang yang dipaksa bertemu.  Walaupun begitu. film ini lumayan menarik untuk ditonton karena dari segi penggarapannya yang memang tidak biasa.

Konklusi yang diberikan film ini memiliki 2 arah yang berbeda, apakah kita suka dengan video-video pendek tentang pasangan beda agama yang sudah menikah dan bahagia, atau kah kita suka dengan ending film ini yaitu Annisa dan Cina yang tidak dapat bersatu. Penonton yang memilih sendiri.

Curhat : Saya sungguh jatuh cinta sama Saira Jihan. Suaranya yang serak-serak becek banjir bandang sungguh asoy geboy buat didengar.

Nilai 3,5/5

1 komentar:

  1. walaupun dari segi cerita ne film bagus tapi entah kenapa pengemasan filmnya membosankan, gue baru setengah nonton karena kebosanan, seandainya dikemas secara menarik mungkin ne film lebih bagus lagi.

    sama akting si Cina (namanya kan,bukan rasis) agak kaku banget so asik tapiu jayus.

    BalasHapus