Selasa, 23 Juni 2015

Parasyte - Part 1 (2015)


"Jika jumlah manusia berkurang setengahnya, apakah jumlah hutan yang terbakar menjadi setengahnya?"
"Jika jumlah manusia berkurang satu banding seratus, apakah limbah menjadi satu banding seratus juga?"
Sebuah narasi yang sangat menampar di awal bagian film. Diangkat dari best-selling manga dan anime yang berjudul sama (Kiseijuu dalam bahasa jepang) mengisahkan tentang sebuah invasi parasit berbentuk cacing yang sangat lincah, tujuannya untuk menjadikan tubuh manusia sebagai inangnya dalam upaya memudahkannya bertahan hidup dengan cara mengambil alih otaknya melalui lubang telinga.

Shinichi Izumi (Shôta Sometani) mungkin masih memiliki keberuntungan karena parasit yang ingin mengambil alih otaknya gagal karena pada saat tidur Shinichi menggunakan earphone yang membuat parasit tersebut memilih lubang hidung untuk tempat masuknya, namun kembali digagalkan karena Shinichi terjaga dan menarik serta melempar parasit tersebut. Sang parasit tidak menyerah, dia melompat begitu cepat menuju tubuh Shinichi dan mengenai telapak tangan kanannya. Shinichi yang merasa terancam dan takut apa yang terjadi pada tangan kanannya mencoba untuk melukai tangannya sendiri, hampir saja Shinichi meletakkan pisau pada tangannya, sang parasit yang sudah mengambil alih tangannya menyerang balik karena merasa terancam hidupnya.
Sang parasit yang ada pada tubuh Shinichi mencoba untuk mempelajari untuk apa mereka diciptakan, mencari informasi sebanyak mungkin tentang kehidupan manusia dan apa yang ada di dunia ini. Dalam satu malam, sang parasit dapat fasih berbicara dan memiliki pengetahuan yang banyak tentang manusia. Setelah melakukan perundingan dengan Shinichi, sang parasit menamai dirinya Migi (dalam bahasa jepang berarti tangan kanan) ingin menyelidiki keberadaan sesamanya yang akan mengantarkan kita pada pertualangan yang sangat menegangkan!.

Meskipun bersifat live action, ,Parasyte-Part 1 tidak membiarkan penonton kebosanan dikarenakan beberapa dari mereka yang membaca manga atau menonton animenya sudah mengetahui alur kisahnya. Sang sutradara, Takashi Yamazaki memberikan sentuhan di beberapa scene dan sedikit modifikasi pada plot ceritanya. Efek yang ditampilkan cukup mengesankan, berhasil membuat "nyata" apa yang selama ini hanya dalam berbentuk gambar 2 dimensi. Walaupun agak berbeda visual antara Shinichi manga/anime dengan Shinichi live action, Shota Sometani dapat membawakan karakternya dengan baik, perubahan sikap dari seseorang yang pemalu dan penuh pertimbangan, menjadi seseorang yang dingin dan kemudian heartless ditampilkan dengan tidak terburu-buru. Peniadaan beberapa karakter dari manga mungkin menjadi keputusan yang tepat karena memang menghasilkan carita yang padat dan minim plothole.
Parasyte-Part 1 disuguhkan dengan hasil yang baik, terbilang gore namun rapih, scoring yang disisipkan mampu menambah tensi ketegangan, walaupun beberapa action mungkin agak sedikit mengecewakan karena hanya diberikan porsi yang sedikit. film ini saya nilai berhasil untuk sebuah film yang diangkat dari sebuah manga/anime.

Nilai 3,5/5

4 komentar: