Apa
yang membuat sebuah premis sederhana dalam film dapat terlihat sebagai sebuah
mahakarya? Jawabannya menurut saya adalah naskah dan akting pemain. Naskah juga
menjadi sebuah “alasan” yang sangat kuat mengapa sebuah film dapat dibuat
dengan budget minimal (contohnya Reservoir Dogs, Trilogy Before, bahkan film
antihero terbaru, Deadpool). Tapi bagaimana sebuah film yang hanya berisikan
dialog (melulu) dapat menjadi tontonan yang menarik? Kembali lagi menurut saya
adalah karena suasana yang dibangun dari sentuhan scoring (musik pengisi)-nya.
Casablanca
mengisahkan tentang drama percintaan segitiga (yang tidak mencla-mencle) antara
Richard “Rick” Blaine (Humphrey Bogart), Ilsa Lund (Ingrid Bergman), dan Victor
Laszlo (Paul Henreid) ditengah perang dunia II, ketika itu Perancis sudah
dikuasai Jerman (Hail Hitler!).
Ditengah perang yang bergulir, para warga Perancis masing-masing ingin
menyelamatkan diri dengan cara keluar dari negaranya dan tempat yang paling
banyak menjadi tujuan adalah Lisbon, hal ini tidak mudah karena rute yang harus
ditempuh cukup rumit, karena harus memutar dan akan sampai di sebuah kota di
Maroko bernama Casablanca.
Victor
Laszlo adalah seorang pimpinan pemberontakan Perancis terhadap Nazi pada saat
itu baru memasuki Casablanca dengan tujuan ingin meneruskan perjalanan menuju
Lisbon bersama seorang wanita, Ilsa Lund. Namun kepergiannya menuju Lisbon
terhambat karena orang kepercayaannya telah terbunuh dan surat transit tersebut
tidak didapatkan. Namun, ternyata surat transit tersebut telah berpindah tangan
kepada Richard “Rick” Blaine yang mana adalah seseorang yang mempunyai pengaruh
besar di Casablanca. Rick yang mengetahui Ilsa bersama lelaki tersebut menolak
untuk memberikan surat transit itu karena Rick ingin Ilsa tetap berada di
Casablanca. Dari sinilah hubungan antara Rick dan Ilsa di masa lalu terungkap
dan mulai menghidupkan cerita.
Casablanca
bukanlah film yang “recehan” yang menjual air mata buaya para pemainnya. Cinta
segitiga yang merupakan penggerak utama film ini bukan seperti kisah cinta para
ABG yang menjual gombalan dan konflik berlebihan. Film ini dibuat sangat
dewasa, dalam artian pemikiran-pemikiran yang dituturkan bukan merupakan
pikiran sederhana orang-orang yang dimabuk cinta. Film ini mengajarkan
bagaimana tetap memikirkan hal lain yang lebih mempengaruhi orang banyak walaupun
terjebak dalam sebuah hubungan asmara.
Favorite Thing
Akting
favorit saya disini adalah akting dari Humphrey Bogart, dimana seorang yang
memiliki karakter cuek dan dingin (bahkan tanpa ekspresi) memiliki hati seorang
pejuang dan pemikiran layaknya seorang lelaki sejati. Saya suka semua dialog
yang dilemparkan karena hampir semua mengandung sarkasme (jika dicermati) dan
memancing tawa saya hingga lepas, (bahkan saya sempat berharap dia yang jadi
pemeran Deadpool, because he is very funny even though he does
not tell jokes).
hal ini didukung dengan suaranya yang menurut saya sangat memorable (saya tiba-tiba teringat dengan narator animasi Avatar
Korra).
Best Scenes
Ajaib yah.. film setua ini pun masih memukau kita yang hidup di 50 tahun setelah film ini dibuat... kereeennn
BalasHapusPecinta Bola Gabung di Sini
Nonton Bola Makin Seru Sama Kita
Prediksi Novara VS Pro Vercelli 27 Februari 2016
Prediksi Cesena VS Cagliari 27 Februari 2016
Prediksi Hamilton Academical VS Celtic 27 Februari 2016
Prediksi Nacional Da Madeira VS Pacos De Ferreira 27 Februari 2016
Prediksi Excelsior VS Nijmegen 27 Februari 2016
Kronospoker situs penyedia Daftar Judi Poker Online Terpercaya, IDN Poker, capsa susun online, ceme online, ceme keliling, super10, omaha dan domino QQ terbaik dan terpercaya Indonesia.
BalasHapus