Saya dari awal memang penasaran banget
dengan film yang satu ini. Hal yang salah satu membuat saya tertarik adalah
film ini menjadi film yang terpilih untuk diputar pada Sundance festival (saya
masih kurang paham masalah beginian), yang mana mungkin bagi sebagian besar
kritikus film luar negeri, film ini setidaknya hampir memuaskan ekspektasi
mereka.Di film ini kita disajikan dua tempat yang berbeda, yaitu Jakarta dan
Tokyo.
Scene dibuka dengan agak sedikit ngehe,
yaitu ada adegan ranjang yang cukup syahdu (seketika pula saya merasa wajar
karena di jajaran cast ada Luna maya nya). Bercerita tentang seorang pembunuh
berantai berdarah dingin Nomura Shuhei (Kazuki Kitamura) yang berdomisili di
Tokyo, Jepang yang selalu mengupload video pembunuhannya ke dunia maya, tujuannya
hanya untuk bersenang-senang dan memenuhi napsu membunuhnya yang sakit. Pada
suatu waktu video unggahannya tersebut secara tidak sengaja ditonton oleh Bayu
(Oka Antara), seorang jurnalis yang
memiliki ambisi untuk membongkar kebusukan seorang politikus pada masanya.
Pada suatu malam yang tak terlupakan bagi
Bayu, yaitu dimana dia melakukan pembunuhan pertamanya karena keterpaksaan,
dia berhasil membunuh 2 orang perampok yang berusaha melucuti harta bendanya. Awalnya
Bayu pasrah begitu saja, sampai ketika salah seorang perampok itu melihat foto
anaknya Bayu yang ada di handphone nya, dia berencana melakukan penculikan
terhadap anak tersebut. Sebelum hal itu terjadi, Bayu dengan sekuat tenaga
mengamuk di dalam taxi tempat terjadi perampokan, yang akhirnya berakhir dengan
kematian 2 perampok tersebut. Sekilas bayu teringat akan perbuatan Nomura dan
secara spontan Bayu merekam aksi pebunuhannya yang tak sengaja itu. Disinilah
konflik dimulai, dimana bayu mulai melakukan interaksi dengan Nomura. Mereka saling
bertukar video pebunuhan mereka, saling chatting tanpa satupun emoticon.
Bayu seperti setengah sadar melakukan hal tersebut, seperti sisi tergelap dalam
dirinya perlahan bangkit dan mulai menguasainya.
Sebelumnya, anda jangan meragukan kualitas
kengiluan film ini. Kalau anda ragu, itu sama saja kayak meragukan kejelekan
Sutan Bathoegana. Film garapan Mo Brothers ini layak bersaing dengan film-film
yang bulan ini merajai Hollywood sana. Gabungan Drama, Slasher, Thriller, serta Action
yang begitu epik di setiap bagiannya. Walaupun alur berjalan lumayan pelan,
tapi film ini seperti tidak memiliki titik bosan. Hampir di semua scene terasa memorable. Film ini seperti memberikan kita terror psikologis
setelah menontonnya, kita seperti merasa takut apabila memang ada manusia
seperti Nomura, seseorang yang bertampang baik dan sopan, ternyata memiliki
hobi yang mengerikan.
Unsur yang sangat terasa pada film ini
yaitu perubahan jati diri Bayu, perlahan namun pasti, Bayu berubah menjadi
sesosok monster yang sudah tidak berpikir panjang untuk membunuh, walaupun di
setiap aksinya Bayu memang mempunyai alasan yang kuat untuk melakukan
pembunuhan. Berbeda dengan Nomura, yang melakukan aksinya tanpa dasar alasan
yang kuat. Perbandingan kedua karakter ini menjadi hal yang unik, dimana Bayu
yang membunuh dengan cerobohnya, sedangkan Nomura yang selalu bersih
merencanakan pembunuhan serta menghilangkan jejak korbannya.
Akting Oka Antara begitu jebret disini,
emosinya yang terasa sekali, seperti gak dibuat-buat. Di beberapa scene-scene
terakhir menjadi adegan yang begitu sakral, dimana Oka Antara begitu mendalami
karakternya sampai-sampai ingus dan air liurnya nyerempet ikut membanjiri aktingnya.
Memang benar-benar disturbing, Film slasher yang gak mengandalkan darah,
tapi juga ingus dan air liur. Super sekali.
NB : Gak ada gading yang tak retak, gak ada
antrian yang gak diserobot ibu-ibu jilbab. Seperti juga film ini yang gak
mungkin disajikan secara sempurna. Namun berhasil di minimalisir dan gak
terlalu mengganggu ke-khusyuk-an saya dalam menontonnya.
Nilai :4,5/5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar