Sabtu, 08 Februari 2014

Killers (2014)

Saya dari awal memang penasaran banget dengan film yang satu ini. Hal yang salah satu membuat saya tertarik adalah film ini menjadi film yang terpilih untuk diputar pada Sundance festival (saya masih kurang paham masalah beginian), yang mana mungkin bagi sebagian besar kritikus film luar negeri, film ini setidaknya hampir memuaskan ekspektasi mereka.Di film ini kita disajikan dua tempat yang berbeda, yaitu Jakarta dan Tokyo. 

Scene dibuka dengan agak sedikit ngehe, yaitu ada adegan ranjang yang cukup syahdu (seketika pula saya merasa wajar karena di jajaran cast ada Luna maya nya). Bercerita tentang seorang pembunuh berantai berdarah dingin Nomura Shuhei (Kazuki Kitamura) yang berdomisili di Tokyo, Jepang  yang selalu mengupload  video pembunuhannya ke dunia maya, tujuannya hanya untuk bersenang-senang dan memenuhi napsu membunuhnya yang sakit. Pada suatu waktu video unggahannya tersebut secara tidak sengaja ditonton oleh Bayu (Oka Antara), seorang  jurnalis yang memiliki ambisi untuk membongkar kebusukan seorang politikus pada masanya.

Pada suatu malam yang tak terlupakan bagi Bayu, yaitu dimana dia melakukan pembunuhan pertamanya karena keterpaksaan, dia berhasil membunuh 2 orang perampok yang berusaha melucuti harta bendanya. Awalnya Bayu pasrah begitu saja, sampai ketika salah seorang perampok itu melihat foto anaknya Bayu yang ada di handphone nya, dia berencana melakukan penculikan terhadap anak tersebut. Sebelum hal itu terjadi, Bayu dengan sekuat tenaga mengamuk di dalam taxi tempat terjadi perampokan, yang akhirnya berakhir dengan kematian 2 perampok tersebut. Sekilas bayu teringat akan perbuatan Nomura dan secara spontan Bayu merekam aksi pebunuhannya yang tak sengaja itu. Disinilah konflik dimulai, dimana bayu mulai melakukan interaksi dengan Nomura. Mereka saling bertukar video pebunuhan mereka, saling chatting tanpa satupun emoticon. Bayu seperti setengah sadar melakukan hal tersebut, seperti sisi tergelap dalam dirinya perlahan bangkit dan mulai menguasainya.

Sebelumnya, anda jangan meragukan kualitas kengiluan film ini. Kalau anda ragu, itu sama saja kayak meragukan kejelekan Sutan Bathoegana. Film garapan Mo Brothers ini layak bersaing dengan film-film yang bulan ini merajai Hollywood sana. Gabungan Drama, Slasher, Thriller, serta Action yang begitu epik di setiap bagiannya. Walaupun alur berjalan lumayan pelan, tapi film ini seperti tidak memiliki titik bosan. Hampir di semua scene terasa memorable. Film ini seperti memberikan kita terror psikologis setelah menontonnya, kita seperti merasa takut apabila memang ada manusia seperti Nomura, seseorang yang bertampang baik dan sopan, ternyata memiliki hobi yang mengerikan.

Unsur yang sangat terasa pada film ini yaitu perubahan jati diri Bayu, perlahan namun pasti, Bayu berubah menjadi sesosok monster yang sudah tidak berpikir panjang untuk membunuh, walaupun di setiap aksinya Bayu memang mempunyai alasan yang kuat untuk melakukan pembunuhan. Berbeda dengan Nomura, yang melakukan aksinya tanpa dasar alasan yang kuat. Perbandingan kedua karakter ini menjadi hal yang unik, dimana Bayu yang membunuh dengan cerobohnya, sedangkan Nomura yang selalu bersih merencanakan pembunuhan serta menghilangkan jejak korbannya.

Akting Oka Antara begitu jebret disini, emosinya yang terasa sekali, seperti gak dibuat-buat. Di beberapa scene-scene terakhir menjadi adegan yang begitu sakral, dimana Oka Antara begitu mendalami karakternya sampai-sampai ingus dan air liurnya nyerempet ikut membanjiri aktingnya. Memang benar-benar disturbing, Film slasher yang gak mengandalkan darah, tapi juga ingus dan air liur. Super sekali.


NB : Gak ada gading yang tak retak, gak ada antrian yang gak diserobot ibu-ibu jilbab. Seperti juga film ini yang gak mungkin disajikan secara sempurna. Namun berhasil di minimalisir dan gak terlalu mengganggu ke-khusyuk-an saya dalam menontonnya.
Nilai :4,5/5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar